Jumat, 20 September 2013

Kenapa Harus Benci Real Life?

Sedikit memberi pendapat tidak akan sakit, kan?

Pernah lihat ada yang posting kurang lebih seperti, "Orang-orang di real life gue payah semua. Gak ada yang ngertiin gue, mereka semua nyebelin. Lebih baik orang-orang disini, semua temen cyber gue lebih bisa ngertiin gue dari pada orang RL yang bego."

Oke, mungkin kata-katanya gak separah itu, tapi pasti kalian pernah lihat minimal sekali yang kayak gitu. Masalahnya adalah, kenapa mereka bisa terlalu bergantung pada orang cyber yang belum mereka temui sama sekali daripada orang di real world yang sehari-harinya hidup di sekitar mereka?

Apa benar orang di real world sepayah itu sampai mereka bisa berpikir hidup di real world itu gak ada gunanya?

Orang ini benci orang-orang di real world, dia mensibukan diri dengan orang di cyber world. Orang cyber world di seberang sama juga hidup di real world. Lalu apa bedanya cyber dengan real kalau mereka sama-sama hidup di bumi yang sama?

Hal yang begini biasa saya temui di RPW.

Ada satu orang yang selalu ingin disapa dengan kata-kata manis, jika kita mengatakan satu hal yang agak dingin padanya, dia akan menyalahkan dirinya sendiri, kalian akan merasa bersalah dan merasa kalian ini penjahat. Well, ini saya alami sendiri.

Entah saya ini kurang memiliki rasa iba atau pada dasarnya saya adalah orang yang kurang peduli pada hal-hal sensitif seperti ini, saya hanya menjelaskan padanya sekali dan meminta maaf. Lalu dari sana saya jarang berkomunikasi dengannya lagi karena, bung, itu terjadi pada orang lain yang kenal dengannya juga dan mereka berusaha keras agar dapat maaf darinya.

Saya hanya dapat mengambil satu kesimpulan kalau orang ini gak mau terima sisi kejam dari hidup dan mencoba mencari kesenangan sebanyak mungkin, tapi karena terlau fokus pada itu, dia gak sadar kalau dia ingin orang yang dekat dengannya harus menjadi seperti yang ia mau. Corrupt sedikit, end. Atau mungkin saya yang terlalu kejam karena tidak mau mengerti apa yang orang lain mau.

Dan ngomong-ngomong tentang orang yang benci real world, apa hidup mereka memang parah atau mereka cuma gak mau membuka mata ke sekitar. Karena sakit hati sekali, kemudian gak mau coba lagi. Banyak kasus yang seperti ini.

Kenapa harus benci? Kenapa menganggap hidup ini kejam dan gak ada gunanya? Kenapa selalu menyalahkan orang di sekitar? Kenapa selalu menganggap kalau dia adalah orang yang paling tersakiti di dunia ini?

Lalu kenapa jika pacarmu tidak ada saat kau butuh. Lalu kenapa jika tak ada orang yang datang saat kau menangis sendirian?

Ow, dramatis ya kata-katanya? Wake up, ladies. Dunia ini berputar meski tidak ada kau di dalamnya. Kita mungkin gak punya orang saat kita down. Lalu kenapa? di sekitar masih banyak hal yang bisa jadi distraksi daripada sekedar mengurung diri dan menceritakan pada semua orang di cyber world kalau hidup kalian sendirian.

Benar-benar sendirian atau kalian gak mau membuka mata pada orang di lingkungan nyata karena mereka gak sesuai dengan kriteria kalian? Kalau tidak pernah cerita, tidak akan tahu bagaimana hasilnya 'kan?

Ini yang bikin sedikit iritasi. Dengan drama hidupnya yang malang dan menarik semua orang masuk ke aura negatifnya. Kenapa harus benci mereka?

Meski seandainya cyber bisa jadi tempat mengadu tapi real life kalian yang akan jadi tempat pelarian saat kalian membutuhkan tangan.

Yang lebih bikin iritasi adalah ketika mereka bilang mereka benci keluarganya. Kenapa harus benci? Kalau memang benci, mereka bisa langsung pergi dari sana dan gak pernah menganggap mereka ada. Bagaimanapun keadaan mereka. Gak ada alasan belum punya uang untuk hidup sendiri, gak tahu tempat lain buat pergi. Kalau benci, kenapa gak pergi segera daripada hidup tertekan seperti itu. Kenapa harus dibenci kalau keluarga adalah rumah yang selalu ada saat dunia gak lagi bisa diandalkan. Meskipun cara di dalamnya berbeda. Itulah yang membuat mereka ada.

Pernah orang tua kalian ngusir? Kebanyakan mereka sadar kalau hidup gak seindah pikiran mereka, tapi mereka gagal menyadari kalau keluarga selalu ada disana bagaimanapun keadaannya.

Aaaand, sebenarnya saya masih punya banyak opini tentang apa yang sudah saya temui di timeline Twitter. Tapi, saya hanya menjanjikan sedikit opini, and this is it. Opini saya tentang kehidupan dramatis seseorang yang mengaku benci kehidupan Real Life-nya.

Kenapa harus benci kalau real life adalah tempat dimana kalian bisa melihat hal yang nyata, yang bisa disentuh dan dirasakan.

Kurang dimengerti? Well. itu kembali pada opini dan pandangan kalian sendiri. Persepsi kita semua berbeda 'kan? Adios~

Read more…

Minggu, 01 September 2013

Because twitter doesn't let me upload _(3

because twitter doesn't let me... _(3

Read more…