Kamis, 25 Juli 2013

Nyan Life

Hari ini belaian darinya juga kudapatkan, pula ada "Selamat pagi" yang kudengar ditengah sesi menguapnya. 

Aku meregangkan badan, dan jam di atas mejanya berdenting pelan. 

"Mau pergi lagi?" 

Matanya beralih sebentar padaku, meraih kepalaku untuk belaian yang kedua sebelum ia beranjak dari ranjangnya. Ada suara lain di luar ruangan, dan pemuda itu menghilang di balik pintu utama yang mereka sebut rumah. 

 Sekarang jam tujuh di pagi hari. 

"Mama!" 

Seorang wanita tersenyum padaku. Masih di rumah yang sama, ia meraihku untuk duduk di pahanya. Sementara detik terus berpuisi di sudut ruangan, aku mengamati bagaimana wanita itu bercakap sambil sesekali membalas pertanyaannya. 

"Sudah ngantuk?" 

Ia menguap kecil sebagai balasan. 

Aku melompat turun dari pahanya, membiarkan ia pergi ke tempat yang kuyakini sebagai kamar tidurnya. 

Sekarang jam duabelas siang. 

 Detik masih berpuisi saat di ujung mataku tertangkap bayangan si pemuda di pagi hari. Dan suara derap kaki yang mendekat di balik pintu. 

Aku menunggu. 

Wajah lelahnya yang pertama kudapati kala pintu terbuka, namun ia masih tersenyum melihatku tepat di ujung kakinya. 

"Selamat datang!" 

Ia meraihku dalam pelukannya. Sembari berjalan ke ruangan yang sama setiap pagi aku menyapanya. Satu kecupan, aku balas mengecupnya. Satu belaian, aku balas menyandarkan kepalaku ke dagunya. 

Selalu sama. Bagaimana ia menumpahkan afeksinya hanya untukku. Selalu sama, Bagaimana ia jatuh terlelap setiap aku bermanja di sela pelukannya, bagaimana ia melupakan pakaian bertitel seragam itu kusut setiap aku bergelayut di tangannya. 

Mungkin, tak ada manusia yang bisa selupa ini saat aku bersamanya. Aku mengeong pelan, membisikkan "Selamat tidur" lalu bersantai di perutnya. Belum ada rasa kantuk yang menyerang. 

Sekarang ini masih jam dua di siang hari.

0 komentar:

Posting Komentar